Pages

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Sabtu, 28 Juni 2014

Saya dan Sebuah "Turning Point"

         Pertamakali saya mendengar istilah "Turning Point" adalah, ketika seorang Ustadz dengan berapi-api menyampaikan tausiyahnya pada suatu peringatan hari besar Islam. Entah kapan dan dimana tepatnya. Namun, frase ini begitu dalam maknanya di hati saya. Setiap perenungan yang saya lakukan setelah mendengar istilah ini, tak luput dari penyesalan saya yang selalu menunda terwujudnya istilah ini dalam hidup saya sendiri.

         Sebuah titik balik. Saya selalu percaya bahwa setiap hari tanpa perlu menunggu bergantinya tahun, hari bersejarah, peristiwa besar terlebih lagi sebuah musibah (Na'udzubillahimindzalik) seseorang selalu bisa mendapatkan titik baliknya. Setiap hari saya lalui dengan menunggu adzan maghrib ; pergantian hari dalam Islam. Ya, saya beranggapan bahwa setiap hari kita harus selalu mewujudkan sebuah titik balik dalam hidup kita, mulai membenahi ibadah-ibadah wajib dan sunnah kita di hari sebelumnya, membenahi cara kita bersosialisasi dengan keluarga, guru, teman, tetangga juga terus mendisiplinkan diri bangun tidur, berangkat sekolah, waktu belajar, waktu bermain, waktu ekskul dan sebagainya dan sebagainya. Saya pikir tidak ada yang salah dengan pemikiran saya ini, "Saya akan menjadi manusia yang lebih baik ketika titik balik itu tiba nanti sore".

         Saya tidak akan membela diri saya, ketika anda menyalahkan pernyataan saya pada kalimat terakhir paragraf  di atas. Anda benar. Saya benar-benar mengulur sebuah titik balik itu terwujud setiap harinya ; sebuah penyimpangan yang benar-benar jauh dari jalan yang lurus.  Apa yang harus saya lakukan sekarang?

< 1 Ramadhan 1435 H >